Menjelang senja saat siang dan malam bertemu tatap muka, dia bercerita denganku...
Dia, seseorang yang tingkat kegusarannya diatas rata-rata. Kegusaran yang sebenarnya adalah kekonyolan yang selalu berhasil tepat sasaran mengaduk-aduk geli isi perutmu. Kegusaran yang sebenarnya adalah kejujuran akan pengakuan rasa.
"Kita bukan baru saling melihat rupa, bukan juga baru mengenal. Kalau boleh sedikit hiperbola, nyaris setengah dari usiaku aku habiskan dengan melihatmu disekitarku. Namun kenapa baru belakangan ini kita seperti ini?", tanyaku sedikit menantang.
"Itu semua bukan mutlak kesalahanku sepenuhnya", sangkal tanpa basa basi.
"Haa...kau kelihatan seperti kehilangan garis startmu selama ini", jawabku sedikit tak selera.
"Bukan. Kita sebut saja aku mundur dari garis startku", aroma kegusaran mulai dapat aku curi dari setiap jeda ucapannya.
"Kau tau? Sesekali aku suka mendengarkan penjelasan akan suatu hal dan aku sedang memiliki sedikit waktu untuk itu. Kita sebut saja aku penasaran", balasku dengan sedikit nakal berharap dapat menjinakkan kegusaran pria dihadapanku ini.
"Dia, sebut saja namanya Mega, kira-kira beberapa tahun yang lalu mengatakan bahwa kau masih SMA. Dan aku sedang tidak berencana terlibat cinta monyet, baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Aku mencari pendamping mengingat usiaku yang tiap detik terus merangkak naik", kegusaran itu sudah tak bisa disangkal lagi. Pelipis pria ini sedikit berkedut bahwa dia serius.
Maka tawaku mulai memekakkan telinganya saat itu juga. Binar matanya kali ini benar-benar menggelikan.
"Dengan usiamu yang sekarang, aku pantas menertawaimu untuk kepercayaanmu akan suatu pernyataan yang kebenarannya masih sangat diragukan. Sepertinya sikap tulusmu sedikit merepotkanmu yaa?", wajahku memerah karena tawa ini.
"Kau senang melakukan ini padaku", jawabnya sambil bersandar malas.
"Taruhan, pasti kau bertanya pada mereka yang notabene bukan orang yang punya andil dihidupku?", selidikku dengan kegelian yang terpancar dari binar mataku.
"Ntahlah. Tapi berita baiknya, kau hadir dijalan cerita hidupku tepat setelah aku berlutut dan berbincang-bincang dengan Tuhanku. Dan Dia sedikit berbelas kasih padaku dengan membawamu telat dihadapanku sekarang", kegusaran tadi sudah menguap tanpa jejak. Binar yang aku sudah hafal itu muncul lagi.
Ya, dia pria gusar konyol yang selalu punya alasan untuk bersyukur dan mengasihi.
M.C.S
Pria Gusarku
21st August,2016
0 comments:
Post a Comment