Thursday, February 7, 2013

Binatang Kecil yang Cekatan


Pernah iseng-iseng lagi duduk diteras rumah terus gak sengaja perhatianku teralihkan oleh tingkah semut-semut kecil disekitar kakiku. Mereka berjalan hilir mudik dari arah yang berlawanan,tapi kalau ditengah perjalanan mereka berselisihan dengan temannya dari arah yang lain mereka berhenti sejenak seolah-olah sedang meneriakkan kata “Hai!”. Cukup lama perhatianku tersita karena tingkah mereka.
Aku jadi berpikir “Mereka yang sekecil itu aja masih sempat bertegur sapa dengan sesamanya sambil berusaha membawa makanan mereka. Lah,kita???”. Kita pikir sendiri aja yaa… 
Pernah gak terpikirkan didalam pikiran kita kenapa dirumah adat Batak selalu ada lukisan,atau apa pun itu,yang berbau cicak? Sepertinya cicak menjadi salah satu simbol untuk kita orang Batak. Tapi pertanyaannya “Kenapa?”. Mari kita pikirkan bersama-sama… 
Penasaran punya penasaran aku mulai mencari berbagai info yang berkaitan dengan ini. Tapi karena kegiatanku yang lumayan menguras perhatianku,aku jadi lupa untuk menggali informasi tentang binatang-binatang ini. Dan tiba suatu malam saat aku memulai ritualku,membaca Alkitab,tak sengaja aku menemukan ayat yang sangat membantu rasa penasaranku terpuaskan. Kitab apakah itu??? Amsal. Pasal berapakah itu??? Pasal 30. Ayat ke berapakah itu??? Ayat 24-31.
Disana dikatakan ada 4 binatang yang terkecil (makna ter- disini adalah paling) di bumi, tetapi yang sangat cekatan. 
Pertama dimulai dengan Semut. Ya,semut yang pertama. Aku jadi teringat kejadian yang aku tulis diatas tadi. Semut adalah bangsa yang tidak kuat sehingga dia selalu menjadi sasaran utama tangan-tangan manusia ketika melihat mereka berada disekitar kita. Dia tidak dapat melakukan apa-apa ketika tangan kita sudah mendarat dengan sempurna ditubuh mereka dan siap untuk melindas mereka. Mereka adalah bangsa yang lemah,tetapi yang menyediakan makanan mereka dimusim panas. Bayangkan saja,betapa bijaknya tindakkan mereka yang selalu memikirkan masa yang akan datang. Bukan seperti kebanyakan kaum kita,manusia, yang seperti dikatakan orang Batak “Senin Selasa Rabu Kamis,disi adong disi habis (disitu ada,disitu habis)”. How wise they are. Jadi apa salahnya kalau kita mulai belajar dari sifat si semut kecil ini. Betul donk yakk… 
Yang kedua adalah pelanduk. Aku sebenarnya tidak terlalu mengenal si pelanduk ini. Kami belum pernah bertegur sapa. Melihat tampangnya saja aku belum pernah. Jadi kalau mau tau seperti apa sih si pelanduk ini mending kita cari tahu bersama. Kita tanya sama Mbah Google, pasti dia tahu. Disini dikatakan kalau bangsa semut dan pelanduk ini tidak beda jauh. Mereka sama-sama dari bangsa yang tidak kuat. Ya,pelanduk adalah bangsa yang lemah. Kita bisa bayangkan sendiri kalau dikatakan lemah itu seperti apa. Tetapi mereka adalah bangsa lemah yang membuat rumahnya dibukit batu. Aku jadi teringat tentang perumpaan Dua Macam Dasar. Dimana yang satu membangun rumahnya diatas pasir sehingga ketika datang hujan dan banjir,lalu angin melanda rumah itu dan rubuhlah rumahnya. Tetapi orang yang bijak membangun rumahnya diatas batu sehingga ketika datang hujan dan banjir,lalu angin melanda rumah itu tetapi rumahnya tidak rubuh sebab dibangun diatas batu. Begitu jugalah dengan si pelanduk ini.
Yang ketiga adalah belalang. Belalang adalah binatang yang tidak memiliki raja. Atau pemimpin yang lain yang dapat mengatur mereka. Tetapi mereka semua dapat berbaris rapi tanpa ada perintah dari siapa pun. Lihatnya betapa cekatannya mereka. Sementara kita, seseorang didepan kita yang dipercayakan untuk dapat mengatur kita agar berbaris rapi sudah cape teriak-teriak agar kita berbaris pada suatu kegiatan yang diperlukan baris berbaris secara rapi. Tidakkah kita harus mulai belajar dari belalang ini?
Dan yang keempat ini sangat dapat membantu rasa penasaranku mengenai lukisan-lukisan cicak yang sering aku lihat dirumah adat Batak. Cicak adalah binatang yang dapat kita tangkap dengan tangan. Ya,paling mereka akan melakukan usaha terakhir ketika kita menangkapnya dengan melepaskan ekor mereka. Tapi,mereka yang juga ada di istana-istana raja. Seolah-olah mereka lebih tinggi dari raja. Cicak bisa hidup dalam keadaan apa pun. Dia bisa bertahan. Yaahh..mungkin itu juga yang menjadi alasan kenapa dia selalu menjadi maskot suatu suku atau apa pun.

0 comments:

Post a Comment

Template by:

Free Blog Templates