Pernah iseng-iseng lagi duduk
diteras rumah terus gak sengaja perhatianku teralihkan oleh tingkah semut-semut
kecil disekitar kakiku. Mereka berjalan hilir mudik dari arah yang
berlawanan,tapi kalau ditengah perjalanan mereka berselisihan dengan temannya
dari arah yang lain mereka berhenti sejenak seolah-olah sedang meneriakkan kata
“Hai!”. Cukup lama perhatianku tersita karena tingkah mereka.
Aku jadi berpikir “Mereka yang
sekecil itu aja masih sempat bertegur sapa dengan sesamanya sambil berusaha
membawa makanan mereka. Lah,kita???”. Kita pikir sendiri aja yaa…
Pernah gak terpikirkan didalam
pikiran kita kenapa dirumah adat Batak selalu ada lukisan,atau apa pun itu,yang
berbau cicak? Sepertinya cicak menjadi salah satu simbol untuk kita orang
Batak. Tapi pertanyaannya “Kenapa?”. Mari kita pikirkan bersama-sama…
Penasaran punya penasaran aku
mulai mencari berbagai info yang berkaitan dengan ini. Tapi karena kegiatanku
yang lumayan menguras perhatianku,aku jadi lupa untuk menggali informasi
tentang binatang-binatang ini. Dan tiba suatu malam saat aku memulai
ritualku,membaca Alkitab,tak sengaja aku menemukan ayat yang sangat membantu
rasa penasaranku terpuaskan. Kitab apakah itu??? Amsal. Pasal berapakah itu???
Pasal 30. Ayat ke berapakah itu??? Ayat 24-31.
Disana dikatakan ada 4 binatang
yang terkecil (makna ter- disini adalah paling) di bumi, tetapi yang sangat
cekatan.
Pertama dimulai dengan Semut.
Ya,semut yang pertama. Aku jadi teringat kejadian yang aku tulis diatas tadi.
Semut adalah bangsa yang tidak kuat sehingga dia selalu menjadi sasaran utama
tangan-tangan manusia ketika melihat mereka berada disekitar kita. Dia tidak
dapat melakukan apa-apa ketika tangan kita sudah mendarat dengan sempurna
ditubuh mereka dan siap untuk melindas mereka. Mereka adalah bangsa yang
lemah,tetapi yang menyediakan makanan mereka dimusim panas. Bayangkan
saja,betapa bijaknya tindakkan mereka yang selalu memikirkan masa yang akan
datang. Bukan seperti kebanyakan kaum kita,manusia, yang seperti dikatakan
orang Batak “Senin Selasa Rabu Kamis,disi adong disi habis (disitu ada,disitu
habis)”. How wise they are. Jadi apa salahnya kalau kita mulai belajar dari
sifat si semut kecil ini. Betul donk yakk…
Yang kedua adalah pelanduk. Aku
sebenarnya tidak terlalu mengenal si pelanduk ini. Kami belum pernah bertegur
sapa. Melihat tampangnya saja aku belum pernah. Jadi kalau mau tau seperti apa
sih si pelanduk ini mending kita cari tahu bersama. Kita tanya sama Mbah
Google, pasti dia tahu. Disini dikatakan kalau bangsa semut dan pelanduk ini
tidak beda jauh. Mereka sama-sama dari bangsa yang tidak kuat. Ya,pelanduk
adalah bangsa yang lemah. Kita bisa bayangkan sendiri kalau dikatakan lemah itu
seperti apa. Tetapi mereka adalah bangsa lemah yang membuat rumahnya dibukit
batu. Aku jadi teringat tentang perumpaan Dua Macam Dasar. Dimana yang satu
membangun rumahnya diatas pasir sehingga ketika datang hujan dan banjir,lalu
angin melanda rumah itu dan rubuhlah rumahnya. Tetapi orang yang bijak
membangun rumahnya diatas batu sehingga ketika datang hujan dan banjir,lalu
angin melanda rumah itu tetapi rumahnya tidak rubuh sebab dibangun diatas batu.
Begitu jugalah dengan si pelanduk ini.
Yang ketiga adalah belalang.
Belalang adalah binatang yang tidak memiliki raja. Atau pemimpin yang lain yang
dapat mengatur mereka. Tetapi mereka semua dapat berbaris rapi tanpa ada
perintah dari siapa pun. Lihatnya betapa cekatannya mereka. Sementara kita,
seseorang didepan kita yang dipercayakan untuk dapat mengatur kita agar berbaris
rapi sudah cape teriak-teriak agar kita berbaris pada suatu kegiatan yang
diperlukan baris berbaris secara rapi. Tidakkah kita harus mulai belajar dari
belalang ini?
Dan yang keempat ini sangat dapat
membantu rasa penasaranku mengenai lukisan-lukisan cicak yang sering aku lihat
dirumah adat Batak. Cicak adalah binatang yang dapat kita tangkap dengan
tangan. Ya,paling mereka akan melakukan usaha terakhir ketika kita menangkapnya
dengan melepaskan ekor mereka. Tapi,mereka yang juga ada di istana-istana raja.
Seolah-olah mereka lebih tinggi dari raja. Cicak bisa hidup dalam keadaan apa
pun. Dia bisa bertahan. Yaahh..mungkin itu juga yang menjadi alasan kenapa dia
selalu menjadi maskot suatu suku atau apa pun.
0 comments:
Post a Comment