23 Agustus, saat segala kerumitan menjadi menu utama untuk mengawali hari dan mengakhiri hari. Namun harga yang didapatkan cukup memuaskan. Tapi,mungkin berbeda menurut pria disudut sana. Pria dengan sisiran rapi, yang memiliki belahan didagunya, tulang pipi yang kokoh, dan ditutup dengan pandangannya yang sangat serius. Kemeja lengan panjangnya digulung hingga siku, namun aku bisa melilhat otot kuat dibaliknya. Aku bisa menangkap kegelisahannya. Sesekali pandangan kami bertemu, namun aku terlalu lihai mengalihkannya. Aku tidak tahu pasti apa yang sedang bercokol didalam kepalanya dan aku berusaha memangkas rasa penasaranku yang mulai tak tau arah. Bodohnya, aku pun mulai menerka-nerka. Tapi, aku layak membela diri untuk ini karena pupil matanya mengikuti setiap gerakan tubuhku. Punggungku sesekali menghangat seakan aku menanamkan sensor didalamnya. Hingga dia mulai tak acuh dengan sekitar dan dia terlihat sangat tertarik dengan telepon genggamnya.
Waktu sudah maju beberapa jam, namun kerumitan disini belum juga terselesaikan. Dan sebuah suara kecil dari telepon genggamku mengalihkanku sejenak. Yang kusaksikan disitu cukup membuat kerutan dikeningku sangat dalam dan bola mataku membesar. Dia? Dia yang tadi kan? Keherananku disempurnakan oleh senyuman dan tawa kecilku.
Langkah yang sangat berani. Dia melakukannya dengan yakin. Seakan-akan dia menaiki 5 anak tangga sekaligus. Keesokkan harinya dia menaiki 5 anak tangga yang lainnya. Selanjutnya dia menaiki 10 anak tangga dengan kemantapan yang luar biasa. Dia melakukanya penuh dengan rasa hormat.
23 Agustus, dia bermain dengan keberuntungannya. Tanpa ada campur tangan dari mana saja, kecuali Dewi Keberuntungannya. Benar-benar murni hasil usaha yang luar biasa. Langkah pasti tanpa melupakan etika dan rasa hormat. Tak mudah dia menemukanku dengan bermodalkan sepenggal nama. Sesekali dia salah sasaran. Sesekali dia kehabisan kata kunci. Sesekali juga dia terlihat gusar melihat saudara laki-lakiku yang dia terka sebagai pasanganku. Sebenarnya dia tak perlu melewati ini semua, mengingat kami banyak mengenal orang yang sama. Pertanyaan 23 Agustusku terjawab sudah. Dan aku adalah jawabannya, biarkan aku memuji diri sedikit.
Pria 23 Agustusku, yang mengajariku bertanggungjawab untuk setiap pilihan yang aku buat.