Lima
tahun pertamaku,aku baru merasakan seperti apa sebenarnya kebebasan itu..
Saat
angin bertiup di wajahku kala aku mengayuh sepedaku..
Dia berjalan tepat di sampingku..
Tangannya berpegangan pada kursi sepedaku..
Kemudian aku menarik napas dalam-dalam dan berteriak saat aku menuju jalan..
"Kau bisa pergi sekarang , Ayah. Kau bisa melepaskanku.
Oh , aku pikir aku sudah siap untuk melakukan hal ini dengan sendiri..
Ini masih sedikit menakutkan tapi aku ingin kau tahu,
Aku akan baik-baik saja sekarang , Ayah.. Kau bisa melepaskanku."
Aku berdiri di altar di antara dua cinta dalam hidupku..
Untuk yang satu aku sudah menjadi seorang putri..
Untuk yang satu aku akan akan menjadi seorang istri..
Ketika sang pendeta bertanya," Siapa yang memberikan perempuan ini ?
"
Mata Ayah penuh dengan air mata. Dia terus memegang erat-erat lenganku..
Sampai aku berbisik di telinganya,
"Kau bisa pergi sekarang , Ayah. Kau bisa melepaskanku.
Oh , aku pikir aku sudah siap untuk melakukan hal ini dengan sendiri..
Ini masih sedikit menakutkan tapi aku ingin kau tahu,
Aku akan baik-baik saja sekarang , Ayah.. Kau bisa melepaskanku."
Itu seperti membunuhku ketika aku melihat orang terkuat yang pernah aku tahu
yang tanpa berbuat apa-apa di kamar rumah sakit..
"Kau tahu dia hanya bertahan untuk Anda", itulah yang perawat katakan
padaku pada malam hari..
Suara dan hatiku hancur mendengarnya..
Aku merangkak ke tempat tidurnya , dan berkata,
"Kau bisa pergi sekarang , Ayah. Kau bisa melepaskanku.
Gadis kecilmu sudah siap untuk melakukan hal ini dengan sendiri..
Ini
masih sedikit menakutkan tapi aku ingin kau tahu,
Aku akan baik-baik saja sekarang , Ayah.. Kau bisa melepaskanku..
Kau bisa melepaskanku. Kau bisa melepaskanku."
0 comments:
Post a Comment