Aarrgghh....I hate mosquitos!!
Hidupku cukup berantakan gegara binatang ga bertanggung jawab ini. Sial. Beraninya main keroyokan. Beraninya ngandalin mulut panjangnya. Beraninya nyerbu kalau lawan lagi lengah. Mentang punya sayap binatang tengil ini.
Selama ini mungkin aku terlalu jahat dengan mereka. Bahkan sampai tak memperdulikan mereka. Jadi,mereka semua mulai sakit dan aku tak memberinya obat. Dan akhirnya mereka semua berontak menuntut pelayanan kesehatan mereka. Well,I'm sorry about that.
Ya ya ya...mulai malam ini aku akan memperhatikan kesehatan kalian,nyamuk-nyamuk ga bertanggung jawab.
Kalian akan mendapatkan obat kalian 3x sehari secara rutin. Lengkap dengan obat penenang yang akan mengantarkan jiwa-jiwa kalian dalam damai ke neraka.
Aku akan terus melakukannya sampai dengan anak cucu kalian.
Pergilah ke neraka dengan restu dariku.
Aku terduduk dengan pandangan menerawang ntah kemana. Semua kejadian yang sudah terlewati menjelma menjadi bayangan yang berloncat-loncat didalam pikiranku. Sesekali aku terkesiap kembali kedunia nyata. Dan kembali lagi merajut khayalan-khayalan yang begitu sempurna. Kesempurnaan khayalan itu adalah pelarian dari semua kerinduanku. Kerinduan yang terkadang aku anggap tak akan pernah terpatri dikehidupan nyataku. Dia tidak akan pernah mencair karena dia tidak pernah menjadi sesuatu yang nyata. Dia juga tidak akan pernah menguap karena dia tidak pernah ada. Dan dia juga tidak akan pernah menyublim karena dia tidak pernah memiliki bentuk. Singkatnya,semua kerinduan itu tidak akan pernah ada. Kalau aku boleh menilai kerinduan seperti apa kerinduanku ini, cuma kerinduan sederhana.
Aku ingin sesuatu yang namanya kedamaian dan kebersamaan. Ketika aku kehilangan sosok seseorang yang memiliki andil besar dalam hidupku,aku mengharapkan seseorang yang dapat mengambil alih peran itu.
Seharusnya,tanpa aku mengharapkan mereka sudah menempati posisi itu. Tapi apa yang aku dapatkan?? Aku tarhirim.
Semuanya hanya tinggal khayalan. Khayalan yang tak akan pernah meninggalkan harapan.
Tuhan Kau Penolongku merupakan judul paduan suara gereja temanku. Tapi pada saat natal tahun pertama kami di SMA,lagu ini kami nyanyikan dalam bentuk vocal group.
Salah satu lagu pujian terbaik yang pernah aku dengar.
Akan jauh lebih indah kalau dinyanyikan dengan 'pecah suara'.
Ini liriknya. Cekidot.
Tuhan Kau Penolongku
Tuhan Kau penolongku
Tempat aku berteduh
Gembala dalam hidupku
Engkau gunung batuku
Perisai dijiwaku
Pelita dalam hidupku
Hanya padaMu aku berseru
Hanya padaMu aku berteduh
Dari s'gala gemuruh taupan dunia
Tuhan kuserahkan hidupku
Didalam pengasihanMu
Karena Engkau-lah jalan
iman tak berubah
Tuhan kehendakMu sajalah
Yang terjadi dan berbuah
Karena Engkau-lah Raja
Umat yang percaya
Cerita ini tentang ego anak manusia yang meledak-ledak..
Hampir dua bulan kita tak bersama. Kata bersama disini maksudnya kita tidak dalam jarak yang dekat. Dimasa inilah apa yang kita bangun mulai menghadapi apa yang namanya cobaan.
Dan yang bertanggungjawab atas ini semua adalah EGO kita. Ego-ku. Ego-mu.
Aku yang sekarang sedang berada ditengah-tengah orang dan hal yang cukup menuntutku untuk dipikirkan. Aku mencoba membagi-baginya. Aku tidak tahu apa itu berhasil atau tidak. Karena itu hanya kamu yang bisa menilainya.
Yang aku sadari baru-baru ini adalah egoku semakin ditempa disini. Secara tidak langsung lingkunganku yang sekarang mengajarkanku untuk membesarkan egoku. Dan tanpaku sadari sebelumnya aku menurutinya. Dan akhirnya mengimbas kehubungan kita,Sayang.
Egoku yang sudah besar membawa kita ke dalam posisi ini. Kita sama-sama membuka diri mau diperbudak oleh ego kita. Ego kita mengemudikan kita.
Sehingga kita mulai mencari pembenaran atas apa yang kita perbuat. Kita mulai saling menjatuhkan diri sendiri didepan yang lain. Tindakan yang secara gak langsung memaksa yang lain untuk merasa bersalah.
Dan aku akui,aku yang sekarang adalah orang yang keras. Mulai gak perduli dengan sekitar. Dan tak mau mengalah. Lagi-lagi itu karena lingkungan disini menempaku begini.
Tapi,jauh didalam hatiku aku percaya kita bisa melaluinya bersama. Karena dari awal aku sudah meletakkan kepercayaanku kepadamu.