Sunday, May 8, 2016

Diambang Batas Rengkuh

Aku takut.. ketika aku berhasil menjauh dari pusaran hidupmu. Senyummu akan mengkerutkan diriku. Pelukanmu menolakku hingga terlempar dari sandaran bahumu. Hingga batas semakin menjulang dihadapan kita masing-masing.
Aku takut menjauh darimu tapi kakiku seakan lebih paham dimana dia berada.
Saat kedua mata membuta seketika. Saat kedua telinga kehilangan fungsi yang sebenarnya. Saat hati lupa tugas utamanya. Seakan mereka semua telah dibawah medan arusmu. Hanya kaki..hanya kaki yang akan menyeretku pergi..
Tak perduli kedua bola mata akan menitikkan darah. Tak perduli kedua telinga akan memecahkan diri. Tak perduli hati tersobek hingga tak berbentuk.
Aku takut...takut saat ketiadaan dirimu adalah hal yang menyenangkan. Takut ketika aku bisa pergi sesuka hatiku. Takut bisa tertawa lepas tanpa bongkahan awan gelap menutupi. Aku takut terbiasa tanpa dirimu.
Aku takut...takut kamu akan menangisiku yang telah jauh terlempar dari lintasan orbitmu. Melihatmu menggumamkan kalimat penyesalan akan membuatku menjadi pongah. Jari-jarimu akan gemetar saat ingin merengkuhku. Lututmu seakan meleleh dibakar amarahmu yang melihatku semakin jauh berlari. Setiap sendimu menolak bekerja sama dengan sendi yang lain. Dinginnya malam akan mencekikmu saat bayangan kehangatan pelukku berlalu-lalang disetiap katub-katub jantungmu.
Aku takut, Nay... Aku takut berada dibatas rengkuhmu. Hancurkan pembatas yang telah kubangun. Rengkuh aku. Dekap erat. Aku takut kamu menangis.

M.C.S
May 8th,2016

Template by:

Free Blog Templates